Rabu, 13 November 2013

CARA MENYILANGKAN TANAMAN PADI

 
Ayo kita mulai saja menyilangkan padi :
  1. Menyiapkan dua buah varietas padi yang mempunyai keunggulan yang berbeda.
  2. Tanam seperti biasa tunggu sampai mulai keluar malai
  3. Bagi yang belum pernah lihat bunga padi silahkan lihat gambar bunga padi hasil jepretan maspary diatas.
  4. Ambil bunga dari induk jantan yang akan kita kawinkan
  5. Pada induk betinanya, saat malai padi keluar 3/4 lakukan pemotongon 1/3 malai dari atas
  6. Buka dengan pinset kelopak bunga padi yang belum sempat membuka.
  7. Lalu potong 6 benang sarinya (biasanya dalam satu kelopak ada 6 benang sari dan 1 putik)
  8. Lalu tempel-tempelkan benang sari dari induk jantan pada putik induk betina.
  9. Bulir padi yang belum sempat dikawinkan dirontok saja.
  10. Jangan lupa tandai bulir padi yang telah kita kawinkan tersebut
  11. Lalu biarkan padi tumbuh biasa sampai membentuk malai dan bulir padi (sampai waktu panen tiba)
  12. Bulir yang telah kita kawinkan tersebut kita tanam lagi
  13. Dari penanaman tersebut biasanya akan menghasilkan beberapa karakter tanaman padi. Ambil karakter yang dikehendaki.
  14. Untuk menstabilkan hasil persilangan yang kita peroleh sebaiknya padi hasil seleksian tersebut kita kawinkan dengan induk jantan dan betina masing-masing 3 kali.
  15. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perkawinan dengan padi yang tidak kita kehendaki, sebaiknya dalam penanaman tanaman padi yang telah kita kawinkan kita buang tanaman padi yang ada dipinggir minimal 1 meter dari tepi.

Semoga artikel tentang cara menyilangkan tanaman padi/ cara mengawinkan padi tersebut bisa sedikit memberi gambaran bagaimana cara mendapatkan benih padi unggul  bagi petani-petani Indonesia.

Jumat, 08 November 2013

VARIETAS KRISTAL

UMUR GENJAH 11O HSS
JUMLAH BULIR PER MALAI  200-300 BULIR
PRODUKSI TINGGI SAMPAI 13 TON GKP PER HA
ANAKAN PRODUKTIF CUKUP BANYAK
TANAMAN KOKOH, CUKUP TAHAN TERHADAP KEROBOHAN
KUALITAS BERAS ISTIMEWA, BENING, LONJONG DAN BUTIRANNYA BESAR
HEMAT PUPUK
RASA NASI PULEN ENAK

Posisi Benih Ada Di Jombang
Bpk. Kiswanto
HP. 085 733 814 411

CARA MEMBUAT PUPUK ORGANIK SENDIRI

BAHAN BAKU DAN CARA MEMBUAT PUPUK ORGANIK

  1. 1.                       Pupuk Daun / Buah
Bahan:
  1. Kuning telur ayam kampung 3 butir
  2. Gula jawa ¼ kg
  3. Susu murni segar ½ gelas
Cara Pembuatan:
Semua bahan dicampur dan diaduk secara merata kemudian ditambahkan 30 liter air.
Kegunaan:
Hasil dari komposisi disemprotkan pada tanaman hingga merata.

  1. 2.                       Pupuk KCL Cair
Bahan:
  1. Air
  2. Sabut kelapa secukupnya
  3. Drum (diperlukan untuk merendam bahan)
Cara pembuatan:
Masukkan sabut kelapa ke dalam drum sampai setengahnya. Setelah drum diisi sabut kelapa berilah air sampai penuh. Tutuplah rapat-rapat dengan plastik. Biarkan drum tertutup selama 2 minggu. Setelah air berubah menjadi berwarna hitam pertanda air sudah melarutkan kandungan KCL pada sabut kelapa. Air tersebut sudah siap digunakan, jika airnya sudah habis dapat ditambah air sehingga air berwarna jernih.
Cara penggunaan:
Disemprotkan atau disiramkan pada tanaman.
Fungsi:
Batang dan akar tanaman akan menjadi kuat, biji akan lebih berisi dan berwarna cerah. Untuk buah akan berwarna harum dan rasanya manis.

PUPUK TUNGGAL ORGANIK
  1. 1.                       Nitrogen
Sumber:
  • Azzola (salah satu  tanaman yang mengambang di atas air)

  • Tumbuhan kacang-kacangan
  • Jerami (daun hijau)
  • Kotoran hewan / manusia
Fungsi:
  • Menghijaukan daun
  • Membuat bentuk akar, daun dan batang menjadi muda

  1. 2.                       Phospat
Sumber:
  • Ampas tebu
  • Kotoran hewan / manusia
  • Sampah organik
  • Kompos
  • Azzola
  • Abu dapur
Fungsi:
  • Memperkuat akar dan batang
  • Memacu bunga agar cepat berbuah
  • Menjadikan rasa buah lebih manis

  1. 3.                       Kalium
Sumber:
  • Pelepah / batang pisang
  • Kotoran ayam
  • Urine kambing, kelinci, dan manusia
  • Abu kayu
  • Sampah organik, misalnya kulit pisang, umbi-umbian, dan lain-lain
Fungsi:
  • Memperkuat akar dan batang
  • Memacu bunga agar cepat berbuah atau mengeluarkan biji
  • Membuat biji / bulir menjadi bernas
  • Menjadikan rasa buah atau umbi lebih manis

  1. 4.                       NPK Organik + Pestisida
Bahan:
  • 100 liter urine
  • 300 cc tetes tebu / air gula jawa / air gula pasir
  • 0, 5 kg temu ireng dalam bentuk serbuk / ekstrak
  • 0, 5 kg lawak dalam bentuk serbuk / ekstrak
  • 0, 5 kg laos dalam bentuk serbuk / ekstrak
  • 0, 5 kg kunyit dalam bentuk serbuk / ekstrak
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan difermentasi selama 21 hari
Kegunaan:
5-10 cc / 2 sendok makan + 15 liter air, pada daun dengan cara disemprotkan, pada akar dengan cara disiramkan / dikocor.
Urine Kelinci:
Perbandingannya 1 : 13 liter air, kemudian disiramkan / dikocor pada tanaman.
  1. 5.      Pupuk Daun
Bahan:
  • Urine kelinci 5 liter
  • Terasi 10 gram
  • Jahe 1 ons
  • Kunyit 1 kg
  • Susu 1 liter
  • Gula jawa 1 kg
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan disaring, kemudian difermentasikan selama 10 hari. Setelah itu selama 2 hari berikutnya tiap 2 jam dibuka. 2 hari berikunya tiap 2 jam dibuka. 3 hari berikutnya 2 jam dibuka.

  1. 6.      Pupuk Bunga
Bahan:
  • Nanas 2 buah
  • Gula jawa 1 kg
  • Air 5 liter
Cara pembuatan:
Semua bahan dimasak dengan suhu api sedang, kemudian didiamkan hingga dingin. Lalu masukkan ke dalam jerigen dan difermentasikan.

BOKASHI
Bahan:
  1. Kotoran ayam / sapi / kambing 500 kg
  2. Sekam padi / gergajian kayu 500 kg
  3. Bekatul 20 kg
  4. Abu dapur / abu sekam  padi 30 kg
  5. Gula pasir 15 ons
  6. EM4 / mikroorganisme nabati secukupnya
  7. Air secukupnya
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur jadi satu dan diaduk supaya merata sambil dibasahi dengan air yang dicampur gula pasir dengan mikroorganisme nabati, sehingga bahan menjadi lembab. Tutup dengan plastik / tenda agar bokashi mengalami fermentasi. Proses fermentasi sangat membutuhkan air, udara, dan panas. Proses fermentasi ini normal terjadi dalam jangka waktu selama 14-21 hari dengan suhu 40-50°C (dijaga kestabilannya). Bila melebihi dari 50°C tenda dibuka dan bahan diaduk-aduk hingga panas stabil lalu ditutup kembali. Lebih baik setiap 5 jam bahan dibuka untuk mengetahui suhunya. Bila kurang panas, atau kurang dari 40°C disemprot dengan air yang dicampur gula dan mikroorganisme nabati. Begitu seterusnya sehingga bahan bokashi tidak berbau kotoran dan kalau dipegang sudah tidak panas lagi, artinya bahan ini sudah dapat digunakan.
Cara penggunaan:
Untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan tanaman hias sebagai pupuk dengan dosis 1-1, 5 ton / Ha. Andaikan tanahnya terlalu liat dapat ditingkatkan menjadi 2 ton / Ha.

Perbedaan System Pertanian Tradisional, Konvensional Dan Berkelanjutan

Deskripsi System Pertanian Tradisional, Konvensional Dan Berkelanjutan
ü  System Pertanian Tradisional
System pertanian ini merupakan sistem yang dimulai sejak manusia memilih mulai menetap dan berladang pada sau lokasi saja. Pada System ini teknologi pertaniannya tergolong sangat rendah karena hanya menggunakan peralatan pertanian yang masih sederhana dan beluberkembag. Selain itu, pertanian tradisional ini masih sangat bersahabat dengan alam, arif dan mendukung ekosistem, hal ini karena petani masih membiarkan berbagai macam hewan tetap hidup sehingga ketersediaan rantai makanan untuk flora dan fauna yang hidup didalamnya terjaga. Maka dengan demikian pengendaian OPT nya masih tergolong arif.
ü  System Pertanian Konvensional
System pertanian konvensional ini memiliki tujuan untu meningkatkan hasil produksi tanaman dengan penambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan pada system ini telah maju dan berkembang. Namun, dampak positif yang dihasilkan berupa peningkatan produksi tidak bertahan lama. Hal ini karena terjadi penurunan kualitas tanah da penumpukan residu dalam tanah yang dapat meracuni tanaman sehingga system ini dianggap tidak arif lagi. Pada perkembangannya sistem pertanian konvensional ini menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan program yang dilakukan.
ü  System Pertanian Berkelanjutan
Sistem pertanian ini merupakan perpaduan antara system pertanian tradisional dan konvensional. Pada umumnya didevinisikan sebagai suatu system pertanian yag berdasarkan atas kseimbangan ekologi serta dapat diterima secara sosial, budaya dan ekonomi. Pada system ini dilakukan regenerasi terhadap kualitas tanah dengan pemanfaatan Bahan Organik sehingga pada system ini tidak terpaku pada pupuk dan pestisida kimia saja.
Pada sistem pertanian berkelanjutan terdapat Beberapa kegiatan yang dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan